Skip to main content

Catatan Akhir KKM Winong

Catatan Akhir KKM

Tak terasa masa kuliah kami sudah sampai pada akhir semester enam, hari berganti begitu cepat sehingga tak terasa kini memasuki semester tujuh. Kira-kira beberapa saat lalu ketika kami angkatan 2007 UNSERA selesai UAS kami memasuki kesemester tujuh, libur panjang kami setelah UAS diisi dengan kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM). KKM adalah implementasi dari TriDharama Perguruan Tinggi yaitu dharma pengabdian kepada masyarakat. Dimana mahasiswa wajib melaksanakan kegiatan KKM ini sebagai wujud dari janji tridharma perguruan tinggi. Bukan hanya di UNSERA yang melakukan kegiatan ini, melainkan semua perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Kewajiban Kuliah Kerja Mahasiswa UNSERA ini dilaksanakan mulai tanggal 05 Juli 2010 lalu yang dibuka dan dilepas langsung oleh bapak Andi Sujadi (wakil bupati serang) yang dilaksanakan dikampus UNSERA yang dihadiri oleh seluruh petinggi kampus dan seluruh peserta KKM angkatan 2010. KKM UNSERA yang merupakan kewajiban bagi peserta yang merupakan salah satu syarat mahasiswa sebelum menyusun skripsi. Peserta yang ikut serta dalam KKM UNSERA tahun akademik 2010-2011 ini kira-kira diikuti oleh dua fakultas yaitu Fakultas Teknologi Informasi dan Fakultas Ekonomi angkatan 2007 yang melibatkan kurang lebih 294 mahasiswa UNSERA.
Untuk pelaksanaan KKM ini, UNSERA mempercayakan kepada LP3MK selaku penyelenggara dan panitia KKM UNSERA, melalui LP3MK inilah para peserta diberikan bimbingan dan pengarahan sebelum observasi langsung dilapangan dalam melaksanakan program kerja yang akan dibawa ke desa binaan masing-masing. Hal itu dilakukan sebulan sebelum pelaksanaan, mahasiswa diberikan pengarahan secara rutin. Sebelumnya mahasiswa yang berjumlah 294 ini dibagi dan dibentuk kelompok oleh pembimbing dan disebar di tiga lokasi kecamatan yaitu kecamatan baros dua kelompok, kecamatan petir dua kelompok dan kecamatan mancak dua kelompok.
Dalam penulisan catatan ini kami hanya fokus membahas dan sedikitnya bercerita tentang kelompok kami saja yakni kelompok satu kecamatan mancak dan bertempat didesa winong. Dalam pembagian kelompok, kami berjumlah kurang lebih 41 orang yang terdiri dari FE dan FTI UNSERA. Sebelum kelompok kami ditempatkan dilapangan, kami sudah menyusun program-program yang akan kami bawa kemasyarakat dan menentukan pembagian divisi-divisi yang akan bertanggung jawab tiap-tiap program. Syukur alhamdullilah semua program yang kami susun semuanya telah kami kokohkan dalam tim yang sholid. Memang seberat apapun program yang telah ada dan permasalahan-permasalahan yang timbul baik dalam internal tim maupun eksternal semua akan terasa ringan bila ditanggung bersama untuk mencari solusi. Walaupun terkadang permasalahan sering muncul dari internal tim namun kami selalu memahami tentang itu, karena memang sulit untuk menyatukan pemikiran yang tentu saja pasti berbeda dari 41 mahasiswa yang tergabung dalam tim. Jangankan 41 mahasiswa, untuk disatukan pemikiran dua orang saja sulit apalagi begitu banyak orang yang terlibat dan lebih-lebih psikologi yang berbeda pula yang tentu nya mempengaruhi seperti keegoisan tiap-tiap individu.
Walaupun berat untuk jalani apalagi setiap peserta wajib stay diposko dengan kata lain harus berada ditempat lokasi desa. hal inilah yang memang kiranya proses pengujian mental para peserta untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam program yang telah disusun. Jauh dari keluarga dan teman dekat memang harus dilakukan oleh tiap peserta untuk sementara waktu, hidup yang mungkin serba ada dirumah akan kebutuhan jelas berbeda jika menjalani selama satu bulan penuh posko desa. makan seadanya dan tidur tak senyaman seperti biasanya dirumah. Tetapi demi pengabdian dan aplikasi dari bangku perkuliahan yang didapat dikampus hal apapun tidak jadi suatu masalah besar bagi kami. Kami sadar dalam menjalani KKM ini adalah proses pembelajaran kami dan pendewasaan terkait program dan permasalahan yang dihadapi ditempat desa binaan KKM kelompok kami.
Tahap awal yang begitu berat memang pasti akan kami lalui seperti, kurangnya kebersamaan dan ikatan emosional yang tentu saja belum terjalin karena dalam kelompok kami memang belum seluruhnya saling mengenal. Tapi hal itu tidak berlalu lama karena dengan simulasi yang pemantapan kelompok kami sedikit-sedikit lebih memahami arti untuk bekerja secara tim dan menjaga kebersamaan. Ya mungkin tidak semua yang dapat langsung memahami kebersamaan kami, namun dengan tahap-tahap berikutnya pada akhirnya mengerti arti kebersamaan kami. Sulit memang sulit dalam menjaga kebersamaan ini namun seiring waktu berjalan cepat semua itu dapat terselesaikan dan manambah kesholidan kami sebagai kelompok dan tim kerja yang selalu sholid.
Hari pertama yang berat dan penuh dengan keegoisan diposko pun terjadi dikelompok kami. Rasa lelah dan kesal mungkin menyelimuti para peserta, ditambah lagi keegoisan masing-,masing perawakan tiap peserta. Namun kami beruntung ditempat dimana kami tinggal (posko) terdapat satu keluarga yang baik dan penuh dengan pemahaman terhadap tingkah laku mahasiswa. Kami sadar selaku mahasiswa kami belum betul-betul memahami perilaku, psikologi dan kebiasaan yang ada pada masyarakat desa. maklum kami termasuk anak muda yang memang mengikuti perkembangan zaman modernisasi yang terkadang melupakan etika dan kesopanan yang biasa memang selalu diterapkan pada masyarakat desa serta yang sudah menjadi kebiasaan. Berlawanan dengan psikologi mahasiswa yang memang sedikitnya sudah melupakan hal penting itu.
Kami bersyukur ditempat lokasi KKM kami, sejak awal kami tiba didesa ini yang bernama desa winong. Keberadaan kami dan peran kami selama satu bulan rupanya sudah tersosialisasi dengan baik kepada warga. Hal ini terjadi berkat bantuan kepala desa (Lurah Winong) yang menyambut baik dan secara cepat memberikan informasi kepada warga Winong melalui ketua-ketua RT yang ada didesa winong, sehingga kedatangan kami dengan cepat diketahui oleh warga. Perawakan pak lurah ini sungguh luar biasa, selain masih muda beliau juga
Dulu nya aktif dikepemudaan masyarakat Winong. Contoh kecilnya beliau ini tak tanggung-tanggungnya langsung ikut serta dalam perlombaan tournament volley yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKM UNSERA.
Masih banyak jika kami ingin bercerita tentang sosok lurah winong ini, dari segala kebutuhan data dan sosialisasinya sangat membantu sekali kepada mahasiswa KKM yang tengah menjalankan program yang sudah dibuat. Dari awal kami proses survey dan sampai akhir penarikan KKM peran beliau sangat bermakna bagi peserta mahasiswa KKM. Termasuk posko tempat kami tinggal selama KKM kami ditempatkan dirumah Kaka kandung beliau yakni pak ustad Rohimin, yang salah satu tokoh masyarakat terkemuka didesa winong. Selain didesa winong sendiri pak ustad ini sudah banyak dikenal banyak orang, bahkan diluar daerah mancak. Pak ustad sosok orang tua yang penuh membimbing selama kami berada dirumah beliau. Bukan hanya pribadi pak ustad yang biasa akrab kami panggil abah ( panggilan kami dan keluarga kepada beliau) keluarga abah pun bersedia dengan ikhlas menerima kami secara kolektif tinggal dirumahnya, secara logika jumlah kami yang tidak sedikit. Namun abah dan keluarga sedikitpun tak pernah merasa direpotin oleh para mahasiswa.
Seluruh keluarga abah, baik ibu (istri abah), teteh dan firman (anak abah) serta menantu abah(kang bay) semua nya menjadi contoh baik buat kami. Kami banyak belajar dari keluarga abah dalam menjalani hidup bermasyarakat, seperti waktu sholat kami selalu kemushola dekat rumah dan peran ibu (istri abah) yang selalu memberikan pengarahan dibidang memasak didapur bagi mahasiswa putri. Beliau dengan sabar membimbing peserta KKM yang kiranya masih banyak yang manja, yang mungkin para peserta ini jarang memasak jika ada dirumah ataupun dluar sebelum KKM. Para peserta banyak mendapat pelajaran bermanfaat dari keluarga abah yang kebetulan beliau adalah orang yang aktif di salah satu dinas pemerintahan dulunya yang kini sudah pensiun dan menjadi kepala sekolah madrasah didesa sebelah yaitu desa batu kuda. Berjuta terima kasih kasih kami ucapkan bagi keluarga ini yang telah banyak membimbing serta memberikan pengarahan melebihi orang tua kami.
Tak hanya kepada keluarga abah rohimin yang kami ucapkan berjuta terima kasih, ada lagi sosok keluarga yang sangat berjasa dalam pelaksanaan KKM UNSERA, yaitu bapak dayat. Sosok pak dayat ini penuh dengan kewibawaan, beliau adalah pemilik rumah posko kedua selama kami KKM. Bapak dua orang anak ini bekerja disalah satu perusahaan dicilegon yang jadwal kerja nya di shif. Kadang pak dayat pergi bekerja sore hari jika memang kebetulan shif dua dan berangkat pagi jika shif satu. Bapak yang kesehariannya penuh dengan kesibukan ini. Dengan suka rela ikhlas menerima kami tinggal dirumahnya. Pak dayat ini adalah salah satu adik ipar dari ibu (istri abah). Memang jika dilihat ikatan keluarga abah dan pak dayat sangat erat dan terjalin harmonis.
Pak dayat beserta istri dan keluarga sangat banyak memberikan pengarahan kepada peserta KKM yang tinggal dirumahnya. Beliau dengan ikhlas menghadapi tingkah laku mahasiswa apalagi rumahnya yang dijadikan posko kedua ini ditempati oleh peserta laki-laki dari tim kami. Baik dalam pelaksanaan program yang sudah ada dan belum, pak dayat selalu membantu kinerja dari program ini, seperti program baksos yang membuat bak sampah, sosok pak dayat langsung terjung ikut serta membantu mahasiswa dalam pembuatan bak sampah itu. Ditambah lagi seperti peralatan dan bahan baku pembuatan dari bambu pun disediakan oleh pak dayat. Lebih lagi dengan beberapa saat kami selalu sharing dan bercerita kepada pak dayat dan tidak sedikit beliau memberikan pelajaran berharga buat kami. Kesan kekeluargaan kekuarga ini sangat berarti untuk kami, kebaikkan dan keihklasan kedua keluarga ini sangat nmemberikan pelajaran bagi mahasiswa KKM selama didesa winong.
Hari demi hari kami lewati dengan kebersamaan yang sedikit-sedikit muncul seiring waktu berjalan. Yang berat adalah menjalani hidup diminggu pertama kami diwinong, dari awal proses sosialisasi kewarga sampai kepemantapan program. Program yang telah disusun terdiri dari program inti dan program kondisional. Program inti adalah program dasar yang awalnya sudah disusun berdasarkan musyawarah kelompok, sedangkan program kondisional adalah program dadakan atau program yang dibuat berdasarkan obsevarsi dilapangan. Pada minggu pertama ini yang kami lakukan adalah sebatas pengenalan dan pemantapan program serta menjalin ikatan emosional pada internal kelompok tim kami.
Dan Alhamdulillah semuanya berjalan sesuai dengan harapan kelompok kami, hal itu karena kesholidan kelompok kami sudah tumbuh walaupun sedikit demi sedikit. Setidaknya kami sudah merealisasikannya dengan maksimal dan sepenuh hati. Namun tiada sempurna karena kami sadar bahwa tiada kesempurnaan selain milik Allah yang maha esa dan sang pencipta umat sekalian alam yang ada di muka bumi ini. Manusia hanya dapat berusaha dan berdoa, tetapi wujud dan keberhasilannya hanyalah tercipta berkat keinginan dan ridho Allah Swt yang maha mengkehendaki jika dia mengkehendakinya. ( kunfayakun ).
Seingat kami sekitar hari ketiga setelah kami berada diposko, ada hal yang paling mengejutkan dan yang mungkin jarang terjadi, yaitu kejadian kesurupan dua orang peserta yakni selvi dianet dan santi. Hal itu terjadi setelah adanya sedikit masalah internal diposko satu dimana tempat mahasiswa KKM tinggal, hal yang terjadi adalah masalah masak, maklum sosok perempuan yang lebih sensitif dari pada peserta pria ini lebih dalam dipendam kehati sehingga pada malam itu yang kebetulan simulasi curhatan peserta dan secara jujur mengungkapkan keluh kesahnya dalam beberapa hari itu. Tepat jam sebelas malam agak kelihatan aneh disalah satu mahasiswi ini yaitu selvi. Bermula setelah usah simulasi itu, selvi berbicara sejenak dengan rudianto (ketua kelompok kami) sebenarnya gelagat aneh itu sudah terlihat dipertengahan simulasi, hal itu diketahui oleh david (wakil ketua Kelompok) yang mengutarahkan keanehan itu kepada ketua kelompok.
Selang beberapa menit saja selvi terjatuh pingsan, mungkin kelelahan atau memendam suatu masalah pada posko satu, memang dari psikologinya selvi memang sering sekali kemasukan atau kesurupan mahkluk gaib. Rupanya hal itu sedikitnya diketahui oleh beberapa temannya yang satu fakultas dengannya seperti hendri dian yang akrab disapa eenk ini(nama panggilan hendri), rahma, ratna, yeni, dan intan yang merupakan teman satu kelas. Setelah selvi terkapar terbaring dilantai, tak lama kemudian dibawa ke posko satu, setelah sampai disitu disusul lagi oleh santi rekan satu kamarnya yang mengejutkan semua orang dengan berteriak kencang. Kejadian ini berlangsung cukup lama kurang lebih satu jam, dan akhirnya dengan bantuan warga akhirnya dapat terselesaikan juga. Setelah kejadian malam itu secara bertahap kebersamaan pada kelompok kami tumbuh. Rupanya dari kejadian yang saya sebut tidak biasa ini dan jarang saya temui secara pribadi, mendapatkan pelajaran baru buat kami dan diambil hikmahnya.
Selepas dari kejadian itu mulai esok hari nya sudah terlihat kekompakkan pada tim kami. Banyak yang kami ketahui semakin harinya mulai dari mengenal setiap prilaku dan psikologi masing-masing peserta sampai hal-hal lucu yang kami jumpai dan cerita unik dari masyarakat setelah kami bersosialisasi kepada masyarakat. Selain itu, pemantapan program pun terus kami lakukan. Mulai dari evaluasi hasil observasi sampai pada realisasi jadwal kerja yang begitu padat, semua kami musyawarahkan secara tim. Dan koordinasi dengan kepalah desa (lurah winong) pun terus kami lakukan. Demi realisasinya program KKM, kami pun siap untuk selalu melakukan pendekatan terhadap masyarakat secara dor to dor guna identifikasi data program baik data otentik maupun permasalahan yang tengah dihadapi oleh warga winong.
Dalam alenia berikutnya saya selaku penulis akan lebih bercerita tentang kepribadian tiap-tiap peserta mahasiswa KKM yang sedikitnya sudah saya kenal dan terkah psikologi masing-masing individunya. Yang pertama akan saya ceritakan kan dalam kalimat ini adalah tentang sosok rudianto (ketua kelompok tim winong) sosok mahasiswa FTI ini setidaknya sudah cukup lama saya kenal. Kurang lebih sekitar 2 tahun yang lalu ketika kami semester dua yang waktu itu belum menjadi UNSERA melainkan masih sekolah tinggi, yakni STIMIK Serang sedangkan saya di STIE Serang. Kami kenal waktu itu ketika kami masih aktif diorganisasi intra kampus masing-masing perguruan tinggi. Yang secara kebetulan berada disatu naungan yayasan yaitu Yayasan Pendidikan Informatika (YPI).
Sosok rudianto ini yang biasa akrab disapa kang Rudi, agak sedikit pendiam dan pemalu. Itu yang saya kenal tapi enta menurut kawan-kawan yang lain. Berkat bekal ilmu dan pengalaman dari organisasi intra kampus ini, bagi saya kang rudi pantas untuk dijadikan seorang ketua kelompok. Selain aktif dan mengerti administrasi serta kepemimpinan, rudi juga mempunyai bekal mudah bergaul dan akrab dengan orang lain walaupun baru mengenal. Kemampuan yang sudah saya paparkan itu semuanya membuat ia cocok untuk dipilih menjadi seorang ketua, karena saya secara pribadi pun tahu dan mengenal sosok pribadi rudi, apalagi dengan komitmen yang selalu ia pegang saya yakin dapat menjalankan program KKM dengan baik dan tentunya berdasarkan amanah kepercayaan kawan-kawan kepada rudi.

Comments

Popular posts from this blog

Sevent Segmen Arduino

Salah satu topik yang menarik untuk dibahas untuk malam ini , sambil datangnya waktu shubuh ( pagi ). Banyak sekali project yang dapat dibuat. Beberapa contohnya adalah jam digital dengan seven segment, stopwatch dengan 7 segment atau display jam sholat digita l yah walaupun sudah banyak yang membahasnya. Untuk membuat alat yang saya sebutkan diatas,  perlu memahami dulu bagaimana cara untuk memprogram seven segment menggunakan arduino . Karena dasar dari itu semua adalah menyalakan seven segment sesuai keinginan. Banyak sekali metode yang dapat digunakan untuk memprogram 7 segment. Beda metode beda juga rangkaian yang digunakan. Salah satu metode yang sangat sederhana dan tidak membutuhkan banyak rangkaian adalah metode scanning . Apa itu metode scanning ?? Yuk lanjutkan baca sampai selesai yaa !! metode ini akan saya gunakan untuk matakuliah yang saya akan ajarkan...... Apa Itu Metode Scanning ?? Salah satu metode memprogram seven segment yang banyak digunakan adalah metode

74hc595 Shift Register

IC  74HC595   Arduino. penghematan pin arduino 74HC595  adalah IC ( integrated circuit , sirkuit elektronika terpadu) dari keluarga TTL seri 74 xx yang berfungsi sebagai  Shift Register . Kami menjual IC ini dalam 2 pilihan kemasan / packaging: versi DIP-16 ( Dual In-line Package  16 pin, 4 IC per paket) dan versi SMD ( Surface Mounted Device , 74HC595D, 5 IC per paket). Komponen elektronika ini memiliki register (kumpulan  flip-flop ) sepanjang 8-bit yang menerima masukan secara serial dan keluaran paralel dalam 8-pin keluaran. Data masukan disimpan pada register penyimpanan tipe-D sepanjang satu byte (8 bit D-type  storage register ). Gambar IC  74HC595   Gambar Schematic  74HC595   Di bawah ini adalah contoh rangkaiannya

Masjid Agung Banten

Selain sebagai obyek wisata ziarah, Masjid Agung Banten juga merupakan obyek wisata pendidikan dan sejarah. Dengan mengunjungi masjid ini, wisatawan dapat menyaksikan peninggalan bersejarah kerajaan Islam di Banten pada abad ke-16 M, serta melihat keunikan arsiteksturnya yang merupakan perpaduan gaya Hindu Jawa, Cina dan Eropa. Sejarah pendirian Masjid Agung Banten berawal dari instruksi Sultan Gunung Jati kepada anaknya, Hasanuddin. Konon, Sunan Gunung Jati memerintahkan kepada Hasanuddin untuk mencari sebidang tanah yang masih “suci” sebagai tempat pembangunan Kerajaan Banten. Setelah mendapat perintah ayahnya tersebut, Hasanuddin kemudian shalat dan bermunajat kepada Allah agar diberi petunjuk tentang tanah untuk mendirikan kerajaan. Konon, setelah berdoa, secara spontan air laut yang berada di sekitarnya tersibak dan menjadi daratan. Di lokasi itulah kemudian Hasanuddin mulai mendirikan Kerajaan Banten beserta sarana pendukung lainnya, seperti masjid, alun-alun, dan pasar. P