Skip to main content

Perbup Ahmadiyah Belum Diterbitkan

SERANG – Sudah dua pekan lalu ratusan ulama dan organisasi massa (ormas) Islam meminta Bupati Ahmad Taufik Nuriman untuk mener­bitkan Peraturan Bupati (Perbub) ten­tang Larangan Aktivitas Jamaah Ah­madiyah di Kabupaten Serang, namun hingga kini perbup itu belum diterbitkan.

Bupati mengaku sudah meme­rintahkan jajarannya untuk menyusun draf perbup tersebut. “Saya sudah perintahkan Sekda, barangkali sudah ada di Bagian Hukum,” kata Bupati, Selasa (8/3).
Kepala Bagian Hukum Setda Pem­kab Serang Syamsuddin mengatakan bahwa pihaknya masih mengum­pulkan referensi sebagai bahan penyusunan draf perbup tersebut. ”Kita sedang kumpulkan data-datanya seperti perbup yang sama yang sudah keluar di Kabupaten Pandeglang, Lebak, kemudian Provinsi Jawa Barat,” ujar Syamsuddin, Rabu (9/3).
Secara prinsip, lajut Saymsiddin, sebenarnya kabupaten/kota di Banten sudah tidak perlu menerbitkan peraturan lagi terkait pelarangan aktivitas jamaah Ahmadiyah. Alasan­nya, kata dia, Gubernur Ratu Atut Cho­siyah juga sebelumnya telah me­­ngeluarkan pergub mengenai hal yang sama. “Aturan di provinsi itu kan otomatis berlaku di kabu­paten/kota,” katanya.
Meski demikian, sebagai daerah yang memiliki visi agamis, serta un­tuk memperkuat perlindungan ter­hadap keyakinan umat Islam, kata Syamsuddin, perbup masih te­tap diperlukan. “Ini sebagai bentuk per­hatian Pemkab Serang yang memiliki visi religius,” kata Syamsuddin.
Dalam perbup yang sedang diran­cang ini, kata Syamsuddin, sejumlah aktivitas jamaah Ahmadiyah yang akan dilarang di antaranya adalah pe­masangan papan nama organisasi, penyebaran buku dan dokumen lain, ser­ta aktivitas yang terkait dengan pe­nyebaran ajaran Ahmadiyah.
Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Serang Najib Hamas mendukung adanya perbup tersebut. Menurutnya, penerbitan perbup merupakan salah satu langkah tepat yang dilakukan pemerintah untuk menjaga kondusivitas. “Kami mendesak Bupati segera menerbitkan perbup,” katanya. (mg-8/fau)

Sumber : http://radarbanten.com

Comments

Popular posts from this blog

Sevent Segmen Arduino

Salah satu topik yang menarik untuk dibahas untuk malam ini , sambil datangnya waktu shubuh ( pagi ). Banyak sekali project yang dapat dibuat. Beberapa contohnya adalah jam digital dengan seven segment, stopwatch dengan 7 segment atau display jam sholat digita l yah walaupun sudah banyak yang membahasnya. Untuk membuat alat yang saya sebutkan diatas,  perlu memahami dulu bagaimana cara untuk memprogram seven segment menggunakan arduino . Karena dasar dari itu semua adalah menyalakan seven segment sesuai keinginan. Banyak sekali metode yang dapat digunakan untuk memprogram 7 segment. Beda metode beda juga rangkaian yang digunakan. Salah satu metode yang sangat sederhana dan tidak membutuhkan banyak rangkaian adalah metode scanning . Apa itu metode scanning ?? Yuk lanjutkan baca sampai selesai yaa !! metode ini akan saya gunakan untuk matakuliah yang saya akan ajarkan...... Apa Itu Metode Scanning ?? Salah satu metode memprogram seven segment yang banyak digunakan adalah metode

74hc595 Shift Register

IC  74HC595   Arduino. penghematan pin arduino 74HC595  adalah IC ( integrated circuit , sirkuit elektronika terpadu) dari keluarga TTL seri 74 xx yang berfungsi sebagai  Shift Register . Kami menjual IC ini dalam 2 pilihan kemasan / packaging: versi DIP-16 ( Dual In-line Package  16 pin, 4 IC per paket) dan versi SMD ( Surface Mounted Device , 74HC595D, 5 IC per paket). Komponen elektronika ini memiliki register (kumpulan  flip-flop ) sepanjang 8-bit yang menerima masukan secara serial dan keluaran paralel dalam 8-pin keluaran. Data masukan disimpan pada register penyimpanan tipe-D sepanjang satu byte (8 bit D-type  storage register ). Gambar IC  74HC595   Gambar Schematic  74HC595   Di bawah ini adalah contoh rangkaiannya

Masjid Agung Banten

Selain sebagai obyek wisata ziarah, Masjid Agung Banten juga merupakan obyek wisata pendidikan dan sejarah. Dengan mengunjungi masjid ini, wisatawan dapat menyaksikan peninggalan bersejarah kerajaan Islam di Banten pada abad ke-16 M, serta melihat keunikan arsiteksturnya yang merupakan perpaduan gaya Hindu Jawa, Cina dan Eropa. Sejarah pendirian Masjid Agung Banten berawal dari instruksi Sultan Gunung Jati kepada anaknya, Hasanuddin. Konon, Sunan Gunung Jati memerintahkan kepada Hasanuddin untuk mencari sebidang tanah yang masih “suci” sebagai tempat pembangunan Kerajaan Banten. Setelah mendapat perintah ayahnya tersebut, Hasanuddin kemudian shalat dan bermunajat kepada Allah agar diberi petunjuk tentang tanah untuk mendirikan kerajaan. Konon, setelah berdoa, secara spontan air laut yang berada di sekitarnya tersibak dan menjadi daratan. Di lokasi itulah kemudian Hasanuddin mulai mendirikan Kerajaan Banten beserta sarana pendukung lainnya, seperti masjid, alun-alun, dan pasar. P